Laman

Jumat, 19 Oktober 2012

Sebaik-baik Asa


Bismillaahirrahmaanirraahiim

Sebaik-Baik Asa

Ketika jiwa ini bertanya
Untuk apa hamba dicipta
Jutaan untaian kata memenuhi area broca
Namun tak terzahir sepatahpun kata
Semua ......
Semu tak tersisa
                Pikiran ini terus meronta
Mencoba memaknai langkah jiwa
Berusaha memutar memori lama
Berharap jawaban itu ada diantaranya
Terkadang bibir ini senyum saja
Di lain waktu bergetar dahsyat
Merintih dan meratap....
Sesekali ingin tertawa sekeras-kerasnya
Sekejap kemudian bak hujan deras membasahi kota muka
Meluluhlantahkan sgala yang ada di atasnya
                Hingga suatu ketika
                Teringat suatu masa
Sebuah nasehat mengalir lembut dari kedua bibirnya
Seorang guruku nan arif bijaksana
Ananda...
Sang Maha Agung lagi Maha Kuasa bersabda
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia
Kecuali untuk beribadah kepada-Ku....”
Kini.....
Baru ku tersadar
Itulah asa nan sesungguhnya
Sumber dari segala ribuan bahkan milyaran asa
Nan mesti terwujud tanpa kata tak bisa
Demi mendapat tempat terindah-Nya
Kelak....
Khairul Jannah....
Aamiin yaa Raabb....
                                                                                                                By. Laura Kosasi
                                                                                                                Pendidikan Dokter 2009


Minggu, 09 Oktober 2011

Inna maa a'maalu binniyat.........

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
 
Blok baru.... Semangat baru.... Kesungguhan baru....
maka niatkanlah sesuatu itu hanya untuk mencari ridho Allah swt dan ikhlas karena-Nya, sehingga engkau dapat hidup dengan tenang dan damai......

Semoga blok ini menjadi gebrakan baru untuk lebih baik lagi....

"dan sesungguh-Nya Allah swt itu dekat.... lebih dekat dari pada urat nadi..........."

"maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

"Demi masa....
Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian......
kecuali yang saling menasehati dalam kebenaran dan ....
saling menasehati dalam kesabaran......."


"Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-Mu..
Ia menciptakan manusia dari segumpal darah..."



Kamis, 07 Juli 2011

Anorexia Nervosa pada Remaja

Anoreksia adalah gangguan terhadap pola makan yang dikarenakan kekhawatiran penderita yang biasanya terjadi pada remaja untuk menjadi gemuk, walaupun tubuhnya sendiri sudah kurus. Menurut Wardlaw et.al., 1992, Anoreksia adalah aktivitas untuk menguruskan badan dengan melakukan pembatasan makan secara sengaja dan melalui kontrol yang ketat karena ketakutan akan kegemukan dan bertambahnya berat badan.
Remaja merupakan kelompok manusia yang berada diantara usia kanak-kanak dan dewasa (Jones, 1997). Permulaan masa remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat mencapai usia matang secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga negara. Remaja sering kali disebut adolescence (adolescere dalam bahasa latin) yang secara luas berarti masa tumbuh dan berkembang untuk mencapai kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1995). Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 – 24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12 sampai 21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
Kasus anoreksia pada remaja semakin banyak terjadi seiring berkembangnya zaman. Hal ini juga disebabkan oleh perubahan pandangan serta pengaruh tren, sehingga para remaja pun terpengaruh pola pikirnya untuk mengikuti tren tersebut termasuk dalam hal pola makanan yang erat kaitannya dengan masalah gizi pada remaja tersebut.
Kebiasaan makan pada remaja menurut Bourne (1979) menyatakan remaja mempunyai kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan di luar rumah atau sekolah, memilih makanan yang dianggap populer dan meningkatkan gengsi, serta mempunyai kebiasaan makan tidak teratur. Kebiasaan makan yang kurang baik pada remaja dan keinginan untuk terlihat langsing, khususnya pada remaja putri seringkali menimbulkan gangguan makan (eating disorder). Salah satunya adalah anorexia.
Pada masa remaja banyak anak, khususnya remaja putri, dengan berat badan normal tidak puas dengan bentuk dan berat badannya dan ingin menjadi lebih kurus. Pada remaja putri ini pada umumnya ingin mempunyai bentuk badan yang lebih langsing, ramping dan menarik. Untuk mencapai hal tersebut mereka tidak segan-segan melakukan hal-hal yang justru tidak mereka sadari dapat membahayakan diri dan kesehatnnya. Agar tampak langsing dan menarik mereka tidak mau makan pagi, mengurangi frekuensi makan, bahkan melakukan diet yang berlebihan. Hal senada diungkapkan oleh Daniel dalam Arisman (2002) hampir 50 % remaja terutama remaja yang lebih tua, tidak sarapan. Penelitian lain membuktikan masih banyak remaja sebesar 89% yang meyakini kalau sarapan memang penting, namun yang sarapan secara teratur hanya 60%. Remaja putri malah melewatkan dua kali waktu makan, dan lebih memilih kudapan.
Penderita anoreksia sadar bahwa mereka merasa lapar namun, takut untuk memenuhi kebutuhan makan mereka karena bisa berakibat naiknya berat badan. Persepsi mereka terhadap rasa kenyang terganggu sehingga pada saat mereka mengkonsumsi sejumlah makanan dalam porsi kecil sekalipun, mereka akan segera merasa ‘penuh’ atau bahkan mual. Mereka terus menerus melakukan diet mati-matian untuk mencapai tubuh yang kurus. Pada akhirnya kondisi ini bisa menimbulkan efek yang berbahaya yaitu kematian. Diperkirakan satu dari seratus remaja putri atau 1 % antara usia 12 tahun sampai 18 tahun mengalami anorexia nervosa. Hanya sedikit remaja pria yang mengalami anorexia nervosa sehubungan dengan gambaran tubuh laki-laki yang berbeda dengan wanita yaitu yang besar dan berotot.
Anorexia ini terutama menyerang remaja putri golongan sosial-ekonomi menengah ke atas, karena hal ini berhubungan dengan gaya hidup.
Pengaruh hormonal dari perilaku penderita anoreksia nervosa dapat mengakibatkan berkurangnya kadar hormon estrogen dan tiroid, serta meningkatnya kadar hormon kortisol. Penggunaan obat-obatan akan semakin memperparah kondisi kesehatan penderita.
Untuk itu, perlu perhatian penuh pada perkembangan remaja, agar tidak terpengaruh oleh pola pikir yang salah. Di sini dibutuhkan peran dari orang tua, guru, dan dukungan semua orang sekitarnya terutama teman-teman dan keluarga terdekat untuk memberikan dukungan dan perhatian penuh pada kelakuan remaja, terutama bagi remaja putri. Selain itu juga pemberian pemahaman yang tepat sejak masa awal remaja tentang pola hidup sehat dan seimbang.


Jumat, 27 Mei 2011

aL Khaulah_"327: Mari Saling Mengingatkan..

aL Khaulah_"327: Mari Saling Mengingatkan..

Mari Saling Mengingatkan..



Indikasi Futur
Jalasah Ruhiy bersama Ust. Irsyad, Sabtu, 21 Mei 2011

Sudah menjadi keniscayaan bahwa seorang Muslim yang beriman akan mengalami kondisi fluktuasi keimanan. Al imaanu yazid wa yanqush... Iman itu naik turun. Yang menjadi kewajibankita adalah bagaimana kita menjaga diri kita untuk dapat mengontrol fluktuasi tersebut. Di saat keimanan kita sedang naik, maka berusahalah sekuat tenaga untuk terus naik shingga titik tertinggi yang dapat kita raih. Akan tetapi, di saat iman itu sedang turun, maka berusahalah untuk menjaganya untuk tidak turun sebegitu turunnya, sebisanya tetap jaga di titik terendah saat itu, sehingga dapat disimpulkan, penurunan iman itu adalah di saat kita tidak dapat meningkatkan keimanan kita namun berusaha mempertahankannya di titik itu, tanpa turun sedikitpun.
Bagaimana kita mendiagnosis ruh kita sedang mengalami penurunan iman atau bahkan sedang mengalami kefuturan? Masya Allah, na’udzubillaahi min dzaalik. Nah, agar kita tidak terlarut dalam kefuturan kita, maka kita harus mengenal terlebih dahulu indikasi kefuturan tersebut. Dijelaskan oleh Al Ustadz Irsyad pada acara Jalasah Ruhiy Unand, indikasi kefuturan itu ada 6,
1.       Ekstrim dalam yang mubah
Contohnya dalam hal makan. Allah sangat membenci makhluk-Nya yang berlebih-lebihan dalam makan. Begitu juga dalam berhias, berpakaian, kita juga dianjurkan untuk tidak berlebih-lebihan. Rasulullah saw saja, kekasih Allah dan kaya harta dan kaya hati, sederhana dalam penampilannya.
2.       Berlebih-lebihan (terlalu freak) dalam agama
Contohnya, dalam beribadah sunat, kita dianjurkan juga menghargai sesama. Misalnya, kita disuruh menghentikan shalat sunah kita, jika kita dipanggil ibu kita. Truz seorang istri yang sedang berpuasa sunah, diperbolehkan berbuka, jika diminta oleh suaminya.
3.       Meninggalkan Jama’ah
Allah swt menyukai orang-orang yang berjamaah dan saling berpegang teguh. Rasulullah saw bersabda, “ Kalian harus berjamaah, dan tinggalkan perpecahan, dan syetan bersama orang-orang yang sendiri............ jika kamu mau masuk surga, maka janganlah tinggalkan jamaah.
4.       Minim dalam mengingat kampung akhirat (kematian)
Rasulullah bersabda, “ dahulu saya melarang kalian menziarahi qubur, maka sekarang datangilah”. Menzziarahi qubur di sini bukan bermaksud untuk meratapi keluarga kita yang telah mendahului kita, tapi untuk mengetuk pintu hati kita untuk senantiasa mengingat kematian. Untuk itu, kita boleh saja menziarahi quburan yang tidak kita kenal, justru kalau kita menziarahi qubur keluarga ataupun orang tua kita, akan menodai niat kita untuk menziarahi qubur itu.
Rasulullah saw berkata kepada para sahabat,”Malulah kepada Allah dengan cara jangan tidur di malam hari kecuali sebelumnya dengan mengingat kematian karena ia bisa saja tidak bangun setelah tidur, dan hendaklah menjaga perut dan isinya, menjaga kepala dan apa yang difikirkannya, serta hendaklah mengingat kematian.
5.       Lalai dalam amalan harian siang dan malam (amalan yaumi)
Contohnya sering tertidur saat shalat subuh, shalat isya yang terlewatkan karena kecapekan, minim shalat sunat (dhuha, QL, rawwatib,dll), minim infaq, tilawah kurang, minim dzikir, dll.
6.       Masuknya sesuatu yang haram ataupun yang shubhat ke dalam perut kita
Setiap Muslim harus berhati-hati terhadap hal-hal yang shubhat apalagi yang haram. Rasulullah bersabda, “ Barabg siapa yang jatuh kepada shubhat, maka ia akan jatuh kepada yang haram.
Nah, setelah kita mengenalnya, kita juga butuh tahu bagaimana tips-tips untuk meninggalkannya bukan? Dan bagaimana usaha kita untuk bersungguh-sungguh dan berazzam yang kuat untuk menghindarinya. Setidaknya ada 5 cara yang dapat kita lakukan untuk itu,
1.       Segera lepaskan diri dari perbuatan dosa
Dengan cara sadar akan perbuatan dosa kita, menyesali perbuatan itu, dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi. Jika dosa itu berhubungan dengan anak adam (manusia), maka selesaikanlah dosa tersebut dengannya.
2.       Segera lakukan dan rutinkan amalan-amalan yaumi
3.       Berusaha memantau dan tidak kebablasan terhadap waktu-waktu fadhilah (waktu yang diutamakan dalam beribadah)
Contohnya, berdo’a di saat antara adzan dan iqamah, saat sahur dan berbuka, 1/3 malam terakhir, hari arafah, bulan haram, dll.
Dari hasil sebuah penelitian, tubuh kita komposisinya mirip dengan bumi, 70% lebihnya terdiri atas air. Saat bulan purnama, air laut akan pasang karena adanya tarikan yang kuat dari bulan. Begitu juga manusia, akan lebih mudah labil dan emosinya lebih tidak terkontrol pada saat itu, maka dari itu kita disunahkan untuk berpuasa pada 3 hari pertengahan bulan, yakni tiap tanggal 13, 14, 15 bulan hijriyah. Pada saat gerhana, kita juga disunahkan untuk shalat gerhana, karena pada saat itu terjadi tarikan yang kuat antara bulan, bumi, dan matahari, karena mereka terlatak pada satu garis lurus.
4.       Thalabul ‘ilmi untuk menghindari sikap ekstrim dalam beragama
Sikap ekstrim atau berlebih-lebihan dalam agama, sering terjadi karena pemahaman agama yang parsial. Mereka belum memahami secara komplit, namun langsung mengambil keputusan yang terkadang terlalu berlebihan dan tidak sesuai sesungguhnya dalam syariah Islam itu sendiri. Untuk itu Rasulullah menyuruh kita untuk menuntut ilmu dari buaian sampai ke liang lahat. Dan Allah telah berjanji menaikkan derajat orang-orang yang menuntut ilmu beberapa tingkat.
5.       Selalu memperhatikan sunnatullah di alam semesta
Harus ada perubahan secara bertahap dari hari ke hari dalam hidup kita ke arah yang lebih baik. Tidak perlu berubah secara drastis, atau berevolusi dengan ekstrim. Seseorang yang bergerak dari -100 ke -95 tetap dinilai Allah swt. Justru, seseorang yang bergerak dari 0 ke -1 lebih jelek kedudukannya dibanding seseorang yang bergerak dari -100 ke -95. Karena, seseorang sedang bergerak ke arah yang lebih baik dan mendekati Allah, sedangkan yang lainnya sedang bergerak menjauhi Allah. Na’udzubillaah.
Wallahu’alam bisshawwab. Semoga bermanfaat bagi yang membacanya. ‘afwan jiddan. Syukron jazakumullah khair. Wassalamu’alaikum wr.wb.

Senin, 28 Maret 2011

2nd Artikel






Bismillaahirrahmaanirrahiim…


Selamatkan Hutan Mangrove Kita


oleh Laura Kosasi, Pendidikan Dokter 2009 FK Unand


25 Maret 2011




Tidak dapat dipungkiri bahwa dari hari ke hari, fenomena pemanasan global semakin meningkat. Hal ini tidak lain merupakan akibat tindakan manusia sendiri. Pemanasan global/ global warming sesungguhnya telah terjadi sejak seratus tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan adanya kejadian peningkatan temperatur rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Temperatur rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.18 °C.


Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan pada keadaan fisiologis bumi seperti naiknya permukaan air laut akibat pengenceran es, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim dengan hilangnya gletser, serta juga berpengaruh terhadap hasil pertanian dan punahnya berbagai jenis hewan. Selain itu pemanasan global ini pun berdampak buruk terhadap kesehatan manusia. Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria. Persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperatur terus meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, demam dengue, demam kuning, dan encephalitis.


Besarnya dampak negatif dari pemanasan global ini, terutama bagi kelangsungan generasi muda dan anak cucu nantinya, membutuhkan kontribusi nyata dari kita berupa penanganan-penanganan secara langsung untuk menekan progresivitas dari pemanasan global ini sehingga ancaman dari pemanasan global pun dapat ditekan.


Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah peningkatan pemanasan global. Yaitu dengan pencegahan dari penyebab yang menimbulkannya ataupun dengan pemulihan kembali hal-hal yang telah rusak akibat terjadinya pemanasan global ini. Salah satu yang dapat mencegah dari terjadinya pemanasan global ini adalah hutan mangrove.


Hutan mangrove adalah sebutan untuk sekelompok tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut di sepanjang pantai tropis dan subtropis. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan payau. Hutan mangrove ini juga sering disebut sebagai hutan bakau. Akan tetapi, penyebutan seperti itu kurang tepat karena di dalam ekosistem mangrove tersebut tidak hanya terdapat pohon bakau atau dalam bahasa latin disebut Rhizopora spp, namun juga terdapat tumbuhan jenis lain seperti Cerbera, Acanthus, Derris, Hibiscus, Calamus, dan lain-lain serta fauna-fauna yang berhabitat di sana.


Mangrove dikenal sebagai produsen utama, pelindung garis pantai, pembenihan dan habitat untuk berbagai biota, dan sumber daya hayati yang unik. Mangrove dapat mengendalikan erosi dan stabilisasi garis pantai. Tsunami baru-baru ini telah membuktikan pentingnya bakau sebagai pelindung garis pantai. Selain itu, mangrove menyediakan bahan organik dan nutrisi, yaitu nitrogen dan fosfor ke wilayah pesisir melalui dekomposisi material mangrove. Detritus mangrove setelah terbawa air laut merupakan nutrisi yang berpengaruh nyata bagi kehidupan pesisir dan laut (Rodelli dkk, 1984; Hatcher, dkk, 1989; Fleming, 1990; Marguiller dkk, 1997).


Ciri-ciri terpenting dari penampakan hutan mangrove, terlepas dari habitatnya yang unik, adalah:


· memiliki jenis pohon yang relatif sedikit;


· memiliki akar tidak beraturan (pneumatofora) misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau Rhizopora spp., serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. dan pada api-api Avicennia spp.;


· memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di pohonnya, khususnya pada Rhizophora;


· memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon.


Sedangkan tempat hidup hutan mangrove merupakan habitat yang unik dan memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya adalah :


· tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau hanya tergenang pada saat pasang pertama;


· tempat tersebut menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat;


· daerahnya terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat;


· airnya berkadar garam (bersalinitas) payau (2 - 22 o/oo) hingga asin.


Berdasarkan data Direktorat Jendral Rehabilitas Lahan dan Perhutanan Sosial (2001) dalam Gunarto (2004) luas hutan Mangrove di Indonesia pada tahun 1999 diperkirakan mencapai 8.60 juta hektar. Akan tetapi, sekitar 5.30 juta hektar dalam keadaan rusak. Sedangkan data FAO (2007) luas hutan Mangrove di Indonesia pada tahun 2005 hanya mencapai 3.062.300 ha atau 19% dari luas hutan Mangrove di dunia dan yang terbesar di dunia, melebihi Australia (10%) dan Brazil (7%). Di Asia sendiri luasan hutan mangrove Indonesia berjumlah sekitar 49% dari luas total hutan mangrove di Asia yang dikuti oleh Malaysia (10% ) dan Myanmar (9%). Namun demikian, diperkirakan luas hutan mangrove di Indonesia telah berkurang sekitar 120.000 ha dari tahun 1980 sampai 2005 karena alasan perubahan penggunaan lahan menjadi lahan pertanian (FAO, 2007).


mangrove-world


Gambar 1. Persentasi hutan Mangrove yang tersebar di dunia berdasarkan negaranya, 2005.


Data Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) RI (2008) berdasarkan Direktoral Jenderal Rehabilitasi lahan dan Perhutanan Sosial (Ditjen RLPS), Dephut (2000) luas potensial hutan mangrove Indonesia adalah 9.204.840.32 ha dengan luasan yang berkondisi baik 2.548.209,42 ha, kondisi rusak sedang 4.510.456,61 ha dan kondisi rusak 2.146.174,29 ha. Berdasarkan data tahun 2006 pada 15 provinsi yang bersumber dari BPDAS, Ditjen RLPS, Dephut luas hutan mangrove mencapai 4.390.756,46 ha.


Apapun bentuk datanya, yang jelas hutan mangrove kita telah banyak yang berkurang. Konversi lahan yang dilakukan oleh manusia terhadap areal hutan mangrove sebagai tambak, areal pertanian, dan pemukiman menyebabkan luas lahan hutan mangrove terus berkurang. Selain itu pemanfaatan hutan mangrove yang tidak bertanggung jawab sebagai bahan bangunan, kayu bakar, dan juga arang memberi kontribusi yang tidak sedikit terhadap kerusakan hutan mangrove.


Hal ini sangat menyedihkan karena hutan mangrove secara keseluruhan hanya mencakup kurang dari 1 persen dari luasan dasar laut samudra. Namun demikian, hutan mangrove ini dapat mengunci lebih dari separuh karbon yang terkubur di dasar laut. Hutan mangrove diperkirakan mengikat sekitar 1.650 juta ton karbondioksida per tahun, kurang lebih separuh dari emisi dari kegiatan transportasi global, hingga membuat mereka merupakan carbon sinks yang paling besar di bumi ini.


Akan tetapi kini kapasitasnya untuk menyerap emisi karbon berada dalam ancaman: habitatnya semakin hilang (habitat loss) dengan laju sekitar 7 persen per tahun, atau sampai 15 kali lebih laju dari yang dialami hutan-hujan tropis. Bahkan sekitar sepertiganya telah lenyap.


Dari data yang didapat, sekitar 50 persen umat manusia di bumi ini menghuni daerah pesisir sampai selebar 65 mil dari pantai, dan ini memberikan tekanan yang amat berat terhadap lingkungan pantai. Sejak tahun 1940-an, sebagian Asia telah kehilangan 90 persen hutan mangrovenya, melenyapkan daerah pemijahan dan asuhan bagi ikan-ikan, dan juga perlindungan bagi masyarakat lokal terhadap hantaman badai.


Potensi kontribusi laut sebagai carbon sink selama ini masih terabaikan, demikian menurut laporan hasil kerjasama UNEP (United Nations Environment Programme), FAO (Food and Agricultural Organization), dan UNESCO (United Nation Education, Scientific, and Cultural Organization). “Kapasitas untuk menguburkan karbon oleh habitat tumbuhan laut ini sangat fenomenal, 180 kali lebih besar dari pada rata-rata laju penguburan di samudra terbuka” demikian menurut peneliti. Hasilnya, dapat dikunci sekitar 50 – 70 persen karbon organik ke dasar samudra.


Untuk melindunginya, para penulis menyarankan agar dibentuk Dana Karbon Biru untuk membantu negara-negara berkembang melindungi habitat laut mereka. Carbon sinks di laut harus dapat pula diperdagangkan seperti halnya dengan hutan-hutan daratan, kata mereka. Bersama dengan skema PBB untuk mereduksi penggundulan hutan, habitat laut itu dapat mereduksi sampai 25 persen reduksi emisi yang dibutuhkan agar pemanasan global di bawah 2oC (3.5F).Christian Nellemann, menuturkan, “Kecenderungan sekarang menunjukkan bahwa ekosistem-ekosistem itu sebagian besar akan hilang dalam beberapa dekade mendatang”.


Untuk itu, dari sekarang, dibutuhkan kesadaran kita untuk mau memperbaiki ekosistem dunia yang sudah rusak tersebut. Atau mempertahankan dan mengembangkan lagi ekosistem yang masih terjaga, agar tidak terdegradasi secara alamiah dan spontan.


Pemahaman masyarakat yang masih minim terhadap pengetahuan besarnya manfaat hutan mangrove pun hendaknya dapat diatasi lagi dengan pemberian bimbingan dan pembelajaran serta mengajak masyarakat untuk sadar akan bahaya deselarasi hutan mangrove ini. Hal terpenting lagi, bagaimana dapat mengajak dan menyadarkan masyarakat, terutama yang menetap di daerah pantai, untuk ikut berpartisipasi dalam penanaman hutan mangrove. Fenomena yang berkembang kini justru ketidakpedulian terhadap lingkungan hidup dan individualistik yang tinggi sehingga kebanyakan masyarakat hanya mementingkan kepentingan pribadinya saja.


Dengan pemberian pemahaman dan pengetahuan yang dapat dilakukan melalui LSM-LSM yang ada, atau dengan turunnya mahasiswa ke lapangan dan mengajak masyarakat setempat untuk ikut serta mengembangkan dan melestarikan hutan mangrove ini, diharapkan dapat menekan pemanasan global yang hari demi hari semakin berkembang. Selain itu, juga diharapkan perhatian pemerintah yang lebih terhadap pengembangan dan pelestarian hutan mangrovedi Indonesia khususnya. Harapannya, dari keterlibatan seluruh elemen masyarakat ini, manfaat dari pengembangan hutan mangrove ini dapat dirasakan kelak dengan menekan pemanasan global secara nyata.




Daftar Pustaka


An, La.2009. Hutan Mangrove dan Luasannya di indonesia. http://mbojo.wordpress.com/2009/01/01/hutan-mangrove-dan-luasannya-di-indonesia/. diakses: Kamis, 24 Maret 2011, 22.00 WIB



Anonim. 2011. Mangrove Salah Satu Pencegah Pemanasan Global. http://www.grahamitra.org/ver2/2011/01/13/mangrove-salah-satu-upaya-pencegahan-pemanasan-global/. diakses: Kamis, 24 Maret 2011, 22.00 WIB


Anonim. 2009. Pengertian Pemanasan Global. http://www.g-excess.com/id/ pengertian-pemanasan-global-atau-global-warming.html. diakses: Kamis, 24 Maret 2011, 22.00 WIB


Anonim. 2008. Ekosistem Mangrove di Indonesia. http://www.mangrove-vc.com/p/home.html. diakses: Kamis, 24 Maret 2011, 22.00 WIB


Endahsuryani.2006. Tumbuhan Laut merupakan Kunci Rahasia untuk Pencegahan Pemanasan Global. http://endahsuryani.wordpress.com/2010/06/03/tumbuhan-laut-merupakan-kunci-rahasia-untuk-pencegahan-pemanasan-global/. diakses: Kamis, 24 Maret 2011, 22.00 WIB


http://www.coremap.or.id/berita/article.php?id=676. diakses: Kamis, 24 Maret 2011, 22.00 WIB